Laju
pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah
tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu
wilayah di masa yang akan datang. Pertumbuhan penduduk yang besar dari tahun ke
tahun ini memerlukan tambahan investasi dan sarana untuk mendukung
kesejahteraan rakyat seperti sarana pendidikan, kesehatan, perekonomian dan
lain sebagai lainnya. Hal ini tentu saja merupakan masalah bagi pemerintah
dalam usahanya membangun dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya demi untuk
menuju masyarakat yang sesuai dengan isi UUD 1945.
Macam-macam
teori:
1. Teori
– Teori Kependudukan
Tingginya laju pertumbuhan penduduk di beberapa bagian di
dunia ini menyebabkan
jumlah penduduk meningkat dengan cepat. Di beberapa bagian di
dunia ini telah
terjadi kemiskinan dan kekurangan pangan. Fenomena ini
menggelisahkan para ahli,
dan masing – masing dari mereka berusaha mencari faktor –
faktor yang
menyebabkan kemiskinan tersebut.
Umumnya para ahli dikelompokkan menjadi tiga kelompok.
Kelompok
pertama terdiri dari penganut aliran Malthusian. Aliran
Malthusian dipelopori oleh
Thomas Robert Malthus, dan aliran Neo Malthusian dipelopori
oleh Garreth Hardin. dan Paul Ehrlich. Kelompok kedua terdiri dari penganut
aliran Marxist yang
dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Kelompok
ketiga terdiri dari pakar –
pakar teori kependudukan mutakhir yang merupakan reformulasi
teori – teori
kependudukan yang ada.
2. Aliran
Malthusian
Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Maltus, seorang
pendeta Inggris, hidup pada
tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun 1798 lewat
karangannya yang
berjudul: “Essai on Principle of Populations as it Affect the
Future Improvement of
Society, with Remarks on the Specculations of Mr. Godwin,
M.Condorcet, and Other
Writers”, menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuhan dan
binatang) apabila
tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan
memenuhi dengan
cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Tingginya
pertumbuhan penduduk ini
disebabkan karena hubungan kelamin antar laki – laki dan
perempuan tidak bisa
dihentikan. Disamping itu Malthus berpendapat bahwa untuk
hidup manusia
memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan
makanan jauh lebih
lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila
tidak diadakan
pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan
mengalami
kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan
kemiskinan manusia.
Untuk dapat keluar dari permasalah kekurangan pangan tersebut,
pertumbuhan
penduduk harus dibatasi. Menurut Malthus pembatasan tersebut
dapat dilaksanakan
dengan dua cara yaitu Preventive Checks, dan Positive Checks.
Preventive Checks
Universitas Sumatera Utaraadalah pengurangan penduduk melalui
kelahiran. Positive Checks adalah pengurangan
penduduk melalui proses kematian. Apabila di suatu wilayah
jumlah penduduk
melebihi jumlah persediaan bahan pangan, maka tingkat kematian
akan meningkat
mengakibatkan terjadinya kelaparan, wabah penyakit dan lain
sebagainya. Proses ini
akan terus berlangsung sampai jumlah penduduk seimbang dengan
persediaan bahan
pangan
3. Aliran
Neo-Malthusians
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, teori Malthus
mulai diperdebatkan
lagi. Kelompok yang menyokong aliran Malthus tetapi lebih
radikal disebut dengan
kelompok Neo-Malthusianism. Menurut kelompok ini (yang
dipelopori oleh Garrett
Hardin dan Paul Ehrlich), pada abad ke-20 (pada tahun
1950-an), dunia baru yang
pada jamannya Malthus masih kosong kini sudah mulai penuh
dengan manusia. dunia
baru sudah tidak mampu untuk menampung jumlah penduduk yang
selalu bertambah.
Paul Ehrlich dalam bukunya “The Population Bomb” pada
tahun 1971,
menggambarkan penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dewasa
ini sebagai
berikut. Pertama, dunia ini sudah terlalu banyak manusia;
kedua, keadaan bahan
makanan sangat terbatas; ketiga, karena terlalu banyak manusia
di dunia ini
lingkungan sudah banyak yang tercemar dan rusak. 2.2.3 Aliran
Marxist
Aliran ini dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels.
Tatkala Thomas Robert
Malthus meninggal di Inggris pada tahun 1834, mereka berusia
belasan tahun. Kedua
– duanya lahir di Jerman kemudian secara sendiri – sendiri
hijrah ke Inggris. Pada
waktu itu teori Malthus sangat berpengaruh di Inggris maupun
di Jerman. Marx dan
Engels tidak sependapat dengan Malthus yang menyatakan bahwa
apabila tidak
diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka
manusia akan
kekurangan bahan pangan. Menurut Marx tekanan penduduk yang
terdapat di suatu
negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan,
tetapi tekanan penduduk
terhadap kesempatan kerja. Kemelaratan terjadi bukan disebabkan
karena
pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi kesalahan
masyarakat itu sendiri
seperti yang terdapat pada negara – negara kapitalis. Kaum
kapitalis akan mengambil
sebagaian pendapatan dari buruh sehingga menyebabkan
kemelaratan buruh tersebut.
Selanjutnya Marx berkata, kaum kapitalis membeli mesin – mesin
untuk
menggantikan pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan oleh buruh.
Jadi penduduk yang
melarat bukan disebabkan oleh kekurangan bahan pangan, tetapi
karena kaum
kapitalis mengambil sebagian dari pendapatan mereka. Jadi
menurut Marx dan Engels
sistem kapitalisasi yang menyebabkan kemelaratan tersebut.
Untuk mengatasi hal –
hal tersebut maka struktur masyarakat harus diubah dari sistem
kapitalis ke sistem
sosialis.
4. Teori
John Stuart Mill
John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi
berkebangsaan Inggris dapat
menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk
melampaui laju
pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian
ia berpendapat
bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi
perilaku demografinya.
Selanjutnya ia mengatakan apabila produktifitas seseorang
tinggi ia cenderung ingin
mempunyai keluarga yang kecil. Dalam situasi seperti ini
fertilitas akan rendah.
Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihidarkan atau
kemiskinan itu
disebabkan karena sistem kapitalis. Kalau pada suatu waktu di
suatu wilayah terjadi
kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanya bersifat
sementara saja.
Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu: mengimport bahan
makanan, atau
memindahkan sebagaian penduduk wilayah tersebut ke wilayah
lain.
Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran
ditentukan oleh
manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk meningkatkan
tingkat golongan
yang tidak mampu. Dengan meningkatnya pendidikan penduduk maka
secara rasional
mereka mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak
sesuai dengan
karir dan usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat
bahwa umumnya
perempuan tidak menghendaki anak yang banyak, dan apabila
kehendak mereka
diperhatikan maka tingkat kelahiran akan rendah.
Rumus
Laju Pertumbuhan Penduduk
atau
Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun
dasar
t = jangka waktu
r = laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial yang
besarnya 2,718281828
Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau
terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.
Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau
terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya
tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.
Sumber: